Paracetamol untuk Kucing?

Ditulis Oleh: Dimas Tri Nugroho

Paracetamol merupakan obat yang populer di masyarakat sebagai obat penurun demam. Paracetamol sebenarnya tidak hanya sebagai penurun demam, tetapi juga sebagai obat pereda nyeri. Dalam istilah farmasi sering disebut sebagai obat analgesik dan antipiretik. Paracetamol mempunyai nama lain yaitu acetaminophen, keduanya merupakan nama resmi yang hakikatnya sama. Istilah paracetamol dikenal di Eropa sedangkan istilah acetaminophen lebih dikenal di Amerika. Paracetamol berasal dari bahan kimia yang diberi nama N-acetyl-para-aminophenol. Mekanisme paracetamol dalam menurunkan demam adalah dengan menghambat cyclooxygenase 1 dan 2 (COX-1 dan COX-2), sehingga menyebabkan rendahnya sintetis prostaglandin. Sedangkan mekanisme paracetamol sebagai pereda nyeri adalah dengan menghambat aktivitas sentral dan perifer COX, lebih jauh pada mekanisme jalur serotoninergic, L-arginine/NO, dan sistem cannabinoid. Namun, mekanisme-mekanisme tersebut menurut para peneliti belum menggambarkan dengan jelas mekanisme yang sebenarnya. Paracetamol juga mempunyai efek samping yang merugikan apabila dikonsumsi dalam jangka panjang seperti; gangguan ginjal, menaikkan tekanan darah, infark jantung dan bersifat toksik pada hati (hepatotoksik).

Kucing sebagaimana manusia juga mengalami demam. Demam pada kucing terjadi jika temperatur melebihi kisaran normal yaitu 38.1 – 39.2 derajat celcius. Penyebab kucing demam beragam mulai dari infeksi bakteri, virus atau fungi, karena adanya tumor, luka/trauma dsb. Pemilik hewan seringkali berpikir bahwa kalau kucing mengalami demam maka serta merta diberikan paracetamol sebagaimana manusia, padahal pemberian paracetamol pada kucing justru akan membahayakan kucing tersebut karena bersifat toksik. Kucing berbeda dengan manusia yang bisa menoleransi paracetamol dalam tubuhnya. Paracetamol dalam hati manusia dibiotransformasi menjadi bentuk tidak toksik melalui mekanisme konjugasi glucoronic acid dengan enzim glukoronil transferase dan membuangnya melalui ginjal (urin). Paracetamol dalam tubuh kucing tidak bisa diubah menjadi bentuk nontoksik, karena kucing defisiensi enzim glukoronil transferase. Kucing yang mengalami keracunan paracetamol bisa menunjukkan gejala seperti; anoreksia, edema pada wajah atau kaki, hematuria, frekuensi napas di bawah normal, membran mukosa pucat dan kering dll. Penanganan kucing yang mengalami keracunan paracetamol bisa ditangani dengan memberikan antidotanya yaitu N-acetyl cystein dengan dosis 140 mg/kg BB Intra vena sebagai loading dose dan 70 mg/kg BB kemudian, atau diberikan secara PO dengan dosis yang tepat. Acetyl cystein berperan sebagai prekursor gluthathion dan memecah ikatan disulfida pada mukoprotein sehingga menurunkan viskositas sekresi.

Kucing yang mengalami demam tidak boleh diberi obat penurun demam sembarangan, harus dikonsultasikan dahulu dengan dokter hewan agar dapat didiagnosa penyebab demam tersebut sehingga pengobatan yang diberikan tepat. Adapun pilihan obat yang dapat diberikan ketika kucing mengalami demam adalah aspirin 5 mg/kg BB q.d atau ketoprofen. Pemberian obat tersebut harus di bawah pengawasan dokter hewan karena biasanya ditujukan bagi kucing yang mengalami demam lebih dari dua minggu atau biasa disebut juga Fever of Unknown Origin (FUO).

DAFTAR PUSTAKA

Bebenista MZ dan Nowak JZ. 2014. Paracetamol: Mechanism of Action, Applications and Safety Concern. Acta Poloniae Pharmaceutica-Drug Research, Vol. 71 No. 1 pp. 11-23, 2014.

Pothiappan P. et.al. 2014. Paracetamol Poisoning in a Cat and its Treatment. Ind. J. Vet. & Anim. Sci. Res., 43 (5) 388 – 389, September – October 2014.

Lappin MR. 2008. Fever of Unknown Origin in Cats. Proceeding

Rajesh JB. et.al. 2017. Paracetamol Toxicity in a Cat. International Journal of Livestock Research eISSN : 2277-1964.

Catatan #39

Ditulis 18/02/2021

Unpad rencananya akan melakukan uji klinis fase 3 vaksin covid dari Anhui.

Menurut informasi yg beredar, uji klinis tsb akan melibatkan 4000 relawan yg dibagi menjadi dua tempat, yaitu 2000 relawan di Jakarta dan 2000 relawan di Bandung. Vaksin dari Anhui ini merupakan vaksin sub unit berdasarkan protein RBD virus. Uji klinis fase 1 dan 2 nya sendiri sudah dilakukan di Tiongkok. Bagaimana hasilnya?

Fase 1 telah dilakukan terhadap 50 orang dewasa sehat dg rentang usia 18-59 tahun. Vaksinnya diberikan 3 kali dg jarak 30 hari. Hasilnya vaksin dinyatakan aman dan semua relawan yg mendapatkan vaksin terdeteksi antibodi netralisasinya.

Pada Fase 2 dilakukan terhadap 900 relawan dg rentang usia 18-59 tahun. Ada yg diberikan vaksin 2 kali dan 3 kali dg jarak pemberian 30 hari. Hasilnya vaksin dinyatakan aman dan 97% relawan yg mendapatkan vaksin terbentuk antibodinya.

Fase 3 akan dilakukan di beberapa negara seperti Tiongkok, Uzbekistan, Pakistan, Ekuador dan Indonesia. Total relawan yg dibutuhkan adalah 29.000 dg usia mulai dari 18 tahun. Pelaksanaan uji klinis fase 3 di Indonesia akan dilakukan kerjasama antara PT. BCHT Bioteknologi Indonesia dan Unpad.

Desain uji klinisnya sendiri sudah disetujui oleh komite etik RS Hasan Sadikin dan BPOM. Targetnya vaksin tsb bsa mendapat EUA BPOM September tahun ini. Kabarnya pendaftaran relawan sudah mulai dibuka di Bandung, bisa melalui RSHS dan 5 RS lain di Bandung. Anda tertarik menjadi relawan?
Wallahu’alam.

Source:
1.https://www.medrxiv.org/content/10.1101/2020.12.20.20248602v1
2.https://clinicaltrials.gov/ct2/show/NCT04646590
3.https://www.google.com/amp/s/m.liputan6.com/amp/4485875/fk-unpad-uji-klinis-fase-3-vaksin-rekombinan-covid-19-anhui-buka-pendaftaran-relawan

Catatan #38

Ditulis 16/02/2021

BPOM hari ini mengeluarkan EUA vaksin covid-19 Biofarma. Apa bedanya dengan vaksin coronavac Sinovac?

Vaksin Coronavac Sinovac telah mendapat EUA dari BPOM pada tanggal 11 Januari 2021 lalu. Vaksin coronavac ini didatangkan langsung dari Sinovac sejumlah 3 juta dosis berupa produk jadi dan sudah didistribusikan untuk vaksinasi tahap 1 kepada nakes. Vaksin coronavac ini merupakan vaksin yg dikemas dalam dus berisi 40 vial dimana per vial berisi 1 dosis. Vial tsb tutupnya berwarna jingga/orange.

Sedangkan vaksin covid-19 Biofarma hari ini (16 Februari 2021) baru mendapatkan EUA dari BPOM. Vaksin ini bahan baku atau bulk nya didatangkan langsung dari Sinovac, kemudian dilakukan proses produksi penyelesaian akhirnya hingga produk jadi di Biofarma. Vaksin covid-19 ini dikemas dalam dus berisi 10 vial dimana per vial berisi 10 dosis. Vial tsb tutupnya berwarna navy blue.

Kenapa EUA nya berbeda?
Dikutip dari BPOM karena adanya perbedaan tempat produksi dan kemasan, yang tadinya single dose menjadi multiple doses. Sebelumnya BPOM juga telah melakukan evaluasi data hasil uji stabilitas, dokumen validasi proses produksi, validasi metode analisis, spesifikasi produk dan kemasan terhadap vaksin covid-19 tsb.

Walaupun terdapat perbedaan tsb, vaksin covid-19 ini sama dg vaksin coronavac dalam hal kandungan, mutu, khasiat dan keamanan vaksinnya. Vaksin ini rencananya akan digunakan mulai besok (17 Februari 2021) utk vaksinasi tahap 2 terhadap pelayan publik dan lansia. Wallahu’alam.

Source:
1.https://www.pom.go.id/new/view/more/berita/20883/Badan-POM-Terbitkan-EUA–Vaksin-CoronaVac-Sinovac-Siap-Disuntikkan.html
2.https://m.kumparan.com/kumparannews/mengapa-vaksin-coronavac-dan-bio-farma-punya-izin-darurat-berbeda-1vBcLF6kdXw/full

Catatan #37

Ditulis 12/02/2021

CDC menganjurkan agar memakai masker rangkap dua?

CDC atau Centers for Disease Control and Prevention merupakan lembaga yang bertugas untuk mencegah dan mengendalikan penyakit di Amerika. Lembaga ini telah melakukan penelitian tentang penggunaan masker sebagai pencegahan terhadap covid. Mereka melakukan simulasi menggunakan ukuran partikel yg menjadi penyebab penularan covid yaitu partikel dg ukuran <10um.

Simulasi pertama, jika kita batuk dan memakai masker, maka:

  1. Menggunakan masker bedah tidak rapat, hanya menahan partikel 42%.
  2. Menggunakan masker kain (3 ply) hanya menahan partikel 44.3%.
  3. Menggunakan masker bedah kemudian dirangkap dengan masker kain dapat menahan 92.5% partikel.

Simulasi kedua, jika kita bernafas, maka :

  1. Memakai masker bedah kemudian dirangkap dengan kain nilon, dapat menahan partikel 82,2%
  2. Memakai masker bedah secara rapat, dapat menahan partikel 62,9%.

Kemudian jika ada orang tdk memakai masker, maka kita:

  1. Memakai masker bedah dirangkap masker kain, terlindungi dari 83% partikel.
  2. Memakai masker bedah dg rapat, terlindungi dari 64.5% partikel.

Simulasi ketiga, jika kita dan orang lain sama2 memakai masker, maka:

  1. Jika semuanya memakai masker bedah dirangkap masker kain, maka akan terlindungi 96.4%.
  2. Jika semuanya memakai masker bedah rapat, maka akan terlindungi 95,9%.

Intinya adalah semuanya tetap gunakan masker dengan benar. Dianjurkan memakai masker medis dirangkap dg masker kain, namun jika dirasa tidak nyaman/pengap, maka gunakan masker bedah dg benar rapat agar tidak ada celah di dekat hidung dan di pipi (buat simpul pipi seperti pd gambar). Wallahu’alam. šŸ˜·

Source:
https://www.cdc.gov/mmwr/volumes/70/wr/mm7007e1.htm#

Catatan #36

Ditulis 07/02/2021

Bagaimana dg kelompok lansia, apakah bisa menggunakan vaksin sinovac?

Vaksinasi masal di Indonesia sudah dimulai dengan terlebih dahulu kepada nakes di gelombang pertama ini. Sebagaimana sudah diketahui, vaksinasi ini menggunakan vaksin kerjasama Biofarma-Sinovac. Gelombang selanjutnya, rencananya akan dilakukan terhadap pelayan publik dan lansia. Sesuai hasil uji klinis fase-1,2 dan 3 vaksin sinovac ini untuk rentang usia 18-59 tahun. Bagaimana dg kelompok lansia, apakah bisa menggunakan vaksin sinovac?

Selama data hasil uji klinis belum ada untuk lansia, maka vaksin belum bisa digunakan untuk lansia. Per tanggal 3 Februari 2021 kemarin, ada harapan lansia juga akan divaksin menggunakan vaksin sinovac. Sebab pada tgl tsb sinovac mengeluarkan data hasil uji klinis Fase-1 dan 2 terhadap kelompok usia 60 tahun ke atas. Bagaimana hasilnya?

Pada fase-1 uji klinis dilakukan terhadap 72 relawan dan pada fase-2 dilakukan terhadap 350 relawan. Selama 28 hari relawan tsb diamati reaksinya setelah mendapatkan vaksin. Hasilnya 20% relawan pada kelompok yg divaksin mengalami efek samping yg ringan hingga sedang. Sama halnya dg kelompok yg tdk mendapat vaksin, 21% relawan mengalami efek samping setelah disuntik ringan hingga sedang. Efek samping yg paling banyak dirasakan adalah rasa sakit di lokasi penyuntikan pada 9% relawan.

Pada uji klinis tsb juga diteliti apakah vaksinnya dapat memicu terbentuknya antibodi? Hasilnya pada fase-1 sebanyak 100% relawan yg disuntik dua kali dg jarak 28 hari terbentuk antibodinya, dan di fase-2, 98% relawan juga terbentuk antibodinya. Berdasarkan hasil evaluasi terhadap keamanan dan antibodi yg terbentuk, vaksin sinovac aman utk lansia. Dan kabarnya badan POM sudah menyetujui penggunaan vaksin sinovac-biofarma untuk digunakan pada lansia dg jarak penyuntikan 28 hari. Wallahu’alam.

Source:
1.https://www.thelancet.com/journals/laninf/article/PIIS1473-3099(20)30987-7/fulltext#%20
2.https://m.kumparan.com/kumparannews/indonesia-setujui-penggunaan-vaksin-sinovac-untuk-lansia-di-atas-60-tahun-1v7zhanEgSO/full

Catatan #35

Ditulis 04/02/2021

Varian virus covid dari Afrika Selatan nampaknya akan menjadi perhatian serius bagi para penelitiā€¦

Varian virus yg dikenal dg nama B.1.351 itu, mungkin akan mengurangi efektifitas vaksin. Beberapa vaksin yg telah dicoba terhadap varian tsb dalam uji klinis misalnya JNJ memiliki efikasi 57%, vaksin novavax efikasinya 60%, Pfizer dinyatakan sedikit kurang efektif dlm percobaan di laboratorium, begitu juga dg vaksin dari sinopharm dinyatakan kurang efektif terhadap varian virus tsb di laboratorium.

Mengapa varian dari Afrika Selatan ini ‘mengganggu’ efekasi vaksin?

Karena set mutasinya terjadi pada protein spike virus. Seperti diketahui bahwa protein spike ini merupakan kunci bagi virus untuk bisa menginfeksi sel melalui reseptor ACE2. Sedangkan vaksin2 yg sdh dibuat saat ini, menggunakan protein spike sebagai targetnya. Korelasinya adalah jika protein spike virusnya ‘berubah’ maka antibodi hasil vaksinasi ‘kurang’ mengenali virusnya.

Hal yg paling penting utk mengatasi varian itu adalah bagaimana caranya mencegah virus bereplikasi atau berkembang biak. Yaitu dg cara secepat mungkin melakukan vaksinasi. Hal lain yg perlu diantisipasi adalah mengubah target protein virus dari vaksin jika memang nantinya vaksin dinyatakan tdk efektif terhadap varian tsb. Semoga tidakā€¦
Wallahu’alam.

“The best way to prevent further evolution of a virus is to prevent it from replicating,” Fauci said, “and you do that by vaccinating people as quickly as you possibly can.”

Source:
1.https://mobile.reuters.com/article/amp/idUSKBN29Z0I7
2.https://www.webmd.com/vaccines/covid-19-vaccine/news/20210131/vaccine-not-as-effective-against-south-african-variant
3.https://mobile.reuters.com/article/amp/idUSKBN2A30DT